Suatu hari ayah Bleges mengundang teman masa SMA untuk makan malam. Temannya itu adalah bekas preman dan seluruh tubuhnya dipenuhi tato. Bleges, yang masih kelas 5 SD, beserta ayah dan ibunya duduk satu meja makan saat itu. Sejak tamu datang, Bleges tidak pernah melepaskan pandangannya dari tangan teman ayahnya yang penuh tato itu. Dari matanya terlihat seakan-akan dia menyimpan tanda tanya besar. Akhirnya dengan penuh kesopanan dia bertanya kepada teman ayahnya itu, Maaf ya, Om. Apakah ibunya Om nggak pernah memberi kertas untuk menggambar?
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment