Thursday, December 16, 2010

Ent, Makhluk Pohon




http://cache.gawkerassets.com/assets/images/8/2008/07/22211_1213774782_submedium.jpg
Ent, Makhluk PohonDalam salah satu drama Shakespeare, Macbeth, diceritakan tokoh utamanya yaitu bangsawan Skotlandia bernama Macbeth melakukan pembunuhan karena ingin menjadi raja dan berhasil. Macbeth lalu didatangi hantu yang memberi ramalan bahwa tak akan bisa dikalahkan sampai ada hutan yang datang melawannya. Macbeth merasa gembira karena mana mungkin hutan bisa bergerak? Dengan kata lain, kekuasaannya akan langgeng seumur hidup.
Namun menjelang akhir drama, seorang penjaga mendatanginya, ketakutan dan bingung serta melaporkan yang dilihatnya: hutan yang bergerak mendekati kastil Macbeth. Tidak percaya bahwa ramalan itu jadi kenyataan sekaligus heran bagaimana hutan bisa bergerak, Macbeth kemudian melihat bahwa yang sebenarnya adalah "hutan" itu adalah pasukan musuh yang berkamuflase menggunakan dahan dan ranting pohon sehingga tampak seperti hutan yang sedang bergerak. Sesuai ramalan, Macbeth dikalahkan.
Dalam taktik pertempuran, berkamuflase dengan menyesuaikan diri terhadap lingkungan sekitar adalah salah satu strategi perang yang umum dan tidak aneh lagi. Salah satunya termasuk menyamar menjadi pohon atau hutan. Namun akan berbeda bila hutan atau pohon ini dalam kisah fantasi adalah hutan dan pohon yang sesungguhnya, yang tentu saja menjadi salah satu daya tarik dan keunikan sebuah cerita.
Berawal dari kekaguman sekaligus kekecewaan Tolkien pada karya Shakespeare tersebut, beliau menciptakan bagian cerita dalam The Lord of the Rings: The Two Towers dimana ada mahluk-mahluk mirip pohon yang benar-benar bergerak dan berbicara dan turut ambil bagian dalam salah satu bagian cerita, yaitu penyerbuan ke Isengard, markas salah satu tokoh jahat di Middle-earth; Saruman.
Dalam film kedua dari Trilogi film LOTR karya Peter Jackson, diperkenalkan mahluk pohon ini yang bernama Ent. Berasal dari kata Old English enta yang berarti "raksasa", yang diambil Tolkien dari frasa yang sering digunakan para penyair Anglo-Saxon; eald enta geweorc, yang artinya "hasil karya raksasa" mengacu pada monumen dan bangunan batu besar yang sudah ada sebelum masa Kekaisaran Romawi.
Bangsa atau mahluk Ent sudah ada sejak Middle-earth - Bumi Tengah tercipta, bersamaan dengan lahirnya bangsa Elf (Indonesia sering menerjemahkan sebagai peri, namun saya akan tetap menggunakan kata Elf, untuk membedakan dengan peri dan fairy) yang diciptakan oleh Eru Ilúvatar. Ent digambarkan sebagai Gembala Pohon untuk melindungi pepohonan dari para Dwarf dan Orc. Bangsa Elf lalu menemukan mereka dan mengajari cara berbicara, suatu anugrah yang oleh Treebeard - salah satu Ent terkenal, sebutkan sebagai hadiah besar tak terlupakan.
Ent mempunyai banyak bentuk fisik berbeda-beda tergantung pada jenis pohon yang digembalakannya. Hal tersebut dapat dilihat dari tinggi, bentuk batang pohon, daun, warna dan bahkan jumlah jari tangan dan kaki masing-masing Ent.
Dalam buku dan film The Two Towers, diceritakan para Ent di Hutan Fangorn sebagai sisa-sisa Ent yang masih hidup di Middle-earth pada Masa Ketiga setelah hutan mulai berkurang sejak Masa Kedua serta pengaruh banyak peristiwa yang terjadi di masa itu. Berkurangnya Ent dan pohon bisa disamakan dengan dunia nyata kita saat ini, hutan-hutan ditebang untuk membuka lahan baru, kayu-kayunya dipakai untuk industri pengolahan kayu namun hanya sedikit penanaman kembali pohon-pohon yang sudah ditebang.
Hal inilah yang juga dibenci oleh Tolkien; industrialisasi dan mesin-mesin yang menghancurkan lingkungan yang mengakibatkan kehancuran dan perusakan perlahan-lahan dalam dunia nyata yang disaksikannya, dituangkan ke dalam bentuk salah satu kisah sukses dan terkenal di dunia. Namun sayangnya, apa yang berakhir cukup baik dalam kisah fiksi tidak selalu sama dengan apa yang kita hadapi di dunia nyata: perusakan lingkungan yang terus menerus tanpa henti dan tidak memikirkan apa yang telah terjadi saat ini bahkan setelah melihatnya disertai dengan bukti2 nyata.
Para industrialis dan perusakan ini diwakili oleh Saruman, salah satu Maia yang datang ke Middle-earth yang kemudian bersekutu dengan Sauron, tokoh jahat utama. Untuk membentuk pasukan yang kuat dan senjata yang lengkap, Saruman membutuhkan api dan bahan bakar yang cukup, itulah sebabnya dia pertama kali menebang pohon-pohon di dalam Isengard dan kemudian pohon-pohon di Hutan Fangorn setelah ternyata yang dibutuhkannya tidak cukup.
Hal inilah yang menyebabkan kemarahan Treebeard dan Ent-Ent lain. Sebagai Gembala Pohon yang bertugas melindungi pepohonan yang mereka sayangi, mereka memutuskan mengadakan Entmoot - pertemuan para Ent dengan keputusan bulat: menyerang Isengard dan Saruman. Hasilnya dapat kita lihat dalam buku dan film dimana saya selalu takjub dan tidak pernah bosan bila melihat para mahluk pohon itu bergerak dengan latar belakang musik yang bagi saya sangat menghidupkan suasana. Saruman kalah dan pasukan Orcnya hancur diterjang banjir dari Sungai Isen.
Kehadiran dua Hobbit, yaitu Meriadoc - Merry Brandibuck dan Peregrin - Pippin Took bisa dikatakan kebetulan, sebab waktu itu mereka ditawan oleh pasukan Uruk-Hai yang ditugaskan Saruman mencari mahluk kecil yang membawa barang berharga. Ketika berhasil meloloskan diri dari para penawannya dan masuk ke dalam hutan, saat itulah mereka bertemu dengan Treebeard dan Ent lainnya. Bisa dikatakan peran mereka hampir tidak berarti dalam buku sebab para Ent memang sudah memutuskan untuk menyerang Saruman. Sedangkan dalam film Treebeard baru menyatakan perang setelah melihat sendiri kerusakan yang terjadi, setelah dibujuk Pippin untuk mengambil jalur lain waktu akan mengantar mereka pulang.
Di antara banyak mahluk dan bangsa dalam LOTR, selain Elf, Ent adalah juga mahluk yang membuat saya selalu terpesona karena bentuk tubuh dan usia mereka serta sejarah mereka yang panjang di Middle-earth. Semua itu bisa terjadi berkat kepiawaian dan ketekunan Tolkien dalam membuat karyanya yang detil dan mendalam, sehingga bukan hanya sekedar kisah fantasi yang enak dinikmati, tapi juga meresap ke dalam pikiran dan perasaan para penggemarnya, termasuk saya.

No comments:

Post a Comment

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...