Pardi dan Roni dua orang sahabat bekerja di sebuah perusahaan pemerahan sapi. Keduanya mengelola seratus ekor sapi. Masing-masing lima puluh ekor. Karena merasa berat, Roni yang lulusan STM ngomong ke bosnya, “Bos, di Jepang ada alat baru untuk merah sapi bos. Gimana kalo kita beli bos?”
Sang Bos pun menyetujuinya, “Ya.. udah kamu saya kirim ke Jepang untuk mencari sekaligus belajar.”
Akhirnya pergilah Roni ke Jepang untuk membeli alat itu. Tapi Pardi tetap di pemerahan karena Pardi orangnya agak sedikit Telmi (telat mikir, red).
Setelah dua bulan di Jepang. Roni kembali ke peternakan dan langsung mempraktekkan alat yang didapatkan dari Jepang tersebut. Menurut Rony, alat itu sangat aerodinamis, yang sebenarnya justru digunakan untuk para ibu-ibu modern di Jepang yang menolak menyusui anak-anak mereka. Maklum di sana adalah negara Industri, dengan para perempuan yang kecenderungan memilih bekerja.
Setelah melihat kecanggihan alat itu Pardi menjadi tertarik, untuk dipraktekkan alat itu pada istrinya yang kebetulan baru melahirkan. Maka dipinjamnya alat itu, “Ron, pinjam alatnya ya, Gimana nih caranya?”
Roni pun sambil menikmati makan siangnya menjawab, “Langsung tancepin aja”
Maka dibawanya alat itu ke kamar untuk membantu kelancaran ASI sang istri. Namun Pardi heran kok alat ini nggak berhenti-berhenti. Pardi pun mulai kebingungan sambil berteriak, “Ron matiinnya gimana?”
“Nggak usah khawatir…alat itu otomatis, tadi sudah saya setting, kalau sudah dua puluh liter mati sendiri,” jawabnya.
Pardi:?!
No comments:
Post a Comment